Minggu, 26 Juni 2016

Pantun sastra lisan masyarakat melayu

Pantun, sastra lisan masyarakat melayu
Oleh aslim rafina
Pimpinan sanggar payung bertuah

- sekapur sirih sekacip pinang

Melayu sebagai sebuah rumpun masyarakat, kaya dengan adat dan budaya yang     menunjukkan keluhuran dan perdaban melayu itu sendiri. Pantun adalah merupakan salah satu seni sastra lisan masyarakt melayu yang kerap mengiringi berbagai asfek kehidupan bermasyarakat. Bagi masyarakt melayu pantun bukan sekedar kesenian adat dan budaya tetapi lebih dari itu pantun merupakan media dalam menyampaikan segala sesuatu baik yang memyangkut ide, gagasan, informasi, nasehat atau bahkan dalam memberikan sindiran sehingga kalimat yg disampaikan tetap tersa santun bagi pendengarnya. 

Sebagai praktisi pantun, menjadi kewajiban bagi kami untuk tetap menjaga kelestariannya ditengah maraknya kemajuan budaya global yang secara langsung atsu tidak telah menggeser budaya dan kearifan lokal kita.

Tentunya dengan segala kekurangan kami menyadari bahwa tulisan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, tapi kami yakin petunjuk dan saran dari berbagai pihak para pemerhati budaya tentu sangat kami tunggu untuk bersama menjaga pusaka adat menjunjung budaya.

- pengertian pantun
pantun secara bahasa berasal dari kata penuntun yang berarti petunjuk dalam mangambil langkah yang akan diikuti.
Dalam ungkapan disebutkan bahwasanya

Di dalam pantun ada penuntun:
Menuntun kepada yang berfaedah
Menuntun kepada yang semenggah
Menuntun dengan syarak dan sunah
Menuntun dengan amanah petuah

Di dalam pantun ada petunjuk:
Petunjuk kepada yang elok
Supaya badan tidak terpuruk

Petunjuk kepada yang baik
Supaya badan tidak terindik

Petunjuk kepada yang lurus
Supaya badan tiada terjerumus

Petunjuk kepada yang berfaedah
Supaya aib tidak terdedah

Petunjuk kepada yang bermanfaat
Supaya hidup tidak tersesat

Di dalam pantun ada pengajar:
Pengajar kepada yang benar
Supaya hidup tiada tercemar

Pengajar kepada yang betul
Supaya selamat dalam bergaul

- beragam jenis pantun
Sebagimana telah diungkap diatas bahwa pantun telah sebadi dengan masyarakat melayu sehingga kerap mewarnai segenap kehidupan masyarakat malayu, sehingga pantun itu sendiri dapat digolongkan kepada beberapa bagian sesuai dengan penggunaannya.

Ada pantun “bersenda gurau”
Membuang gelabah menjauhkan risau
Siapa menyemak takkan meracau
Siapa memahami takkan mengacau

Contoh Pantun:
Pisau belati bertali pandak
Dititik-titik matanya hancur
Risaulah hati berbini pekak
Awak berbisik dia tertidur

Sesaplah ladang berilah tanda
Semaknya dapat dibuat suluh
Sedaplah orang berbinikan janda
Anaknya dapat disuruh-suruh

Kalahlah beruk bermain gasing
Kepala bengkak ditampar tupai
Sudahlah duduk kain tersingsing
Di bawa tegak seluar terburai

Sejak Belatuk pergi kahwin
Siang malam Bayan meradang
Sejak beruk jadi pemimpin
Halal haram dimakan orang

Singapura dilanggar todak
Todak melanggar sehari bulan
Orang tua-tua gilakan budak
Bagaikan beruk kena belacan

Besarlah rumah orang di teluk
Dilihat indah tempat bermain
Besarlah tuah si orang gemuk
Pangkat rendah disangka pemimpin

Leguh legah orang tadarus
Orang tadarus pahalanya besar
Sungguh bertuah si orang kurus
Orang kurus seleranya besar

Besar puntung gesek bergesek
Nyalanya belum sampai sejengkal
Besarlah untung berhidung pesek
Kalau mencium sampai kepangkal

Ada pantun “sindir menyindir”
Mengajak orang untuk berfikir
Supaya orang tidak pandir
Supaya hidup tak kena cibir

Contoh pantun:
Sejak pepuyu jadi almarhum
Banyaklah udang pergi menjenguk
Sejak penghulu jadi peminum
Banyaklah orang jadi pemabuk

Kerana tugal disangka antan
Banyaklah orang tidak ke ladang
Kerana bilal lupakan azan
Banyaklah orang tidak sembahyang

Sejak sepat mecari pepuyu
Banyak buaya naik ke pantai
Sejak mendapat bini baru
Banyaklah kerja tidak selesai

Berpucuk sudah berkuntum sudah
Tinggal berbuah saja yang belum
Berpeluk sudah bercium sudah
Tinggal menikah saja yang belum

Ada pantun “berkasih sayang”
Ajuk mengajuk dara dan bujang
Berbalas pantun mata bertentang

Di situ disukat lebih dan kurang
Di situ diukur pendek dan panjang
Di situ dikaji untung dan malang
Di situ ditengok muka belakang
Di situ melekat hukum dan undang
Di situ adat sama dipegang

Contoh pantun:
Naik turun orang ke balai
Bulan balik malam dan petang
Adik sepantun kembang setangkai
Hendak dipetik haram dipegang

Naik turun orang ke rumah
Bulak balik mengejar lalat
Adik sepantun kembang merekah
Hendak dipetik melanggar adat

Dzulkaidah bulan yang baik
Banyaklah orang berhelat jamu
Lemahlah badan mengenang adik
Hendak meminang adat tak tahu

Hendak memepah hari lah petang
Hendak berjalan malam lah larut
Hendak berpisah hati tak tenang
Hendak sepergian belumlah patut

Naik turun menjala ikan
Memasang jala di siang hari
Adik sepantun cahaya bulan
Hilang kemana kan abang cari

Petang jumaat bawa mengaji
Sudah waktunya bawa sembahyang
Abang tak ingat kepada janji
Sesudah layu hamba dibuang

Adat disebut “pantun adat”
Pantun berisi pepatah adat
Pantun mengandung petuah nasihat
Pantun dipakai dalam helat
Pantun dikaji dalam musyawarah
Pantun dicurai mencari mufakat
Pantun dibilang mencapai sepakat
Isinya luas tiada terhad
Di situ undang sama disukat
Di situ hukum sama diangkat
Di situ pusaka sama diingat
Di situ soko sama di tingkat
Di situ umat menunjukkan adat

Contoh Pantun:
Adat kayu berdiri tegak
Tegak tinggi besar bertambah
Adat Melayu bersendi syarak
Syarak bersendi Kitabullah

Pahat mana yang kita pegang
Pahat besi bergagang kayu
Adat mana yang kita pegang
Adat jati orang melayu

Urat mana yang kita cencang
Urat kayu di tengah laman
Adat mana yang kita pegang
Adat Melayu zaman berzaman

Kuat kayu bercabang besar
Pucuknya tinggi akar melilit
Adat Melayu dibentang lebar
Menutupi bumi dengan langit

Pucuknya tinggi akar melilit
Dahan menjulai berpucuk lagi
Menutup bumi dengan langit
Dalamnya sampai ke perut bumi

Ada disebut ‘pantun dakwah‘
Berisikan syarak beserta sunah
Berisikan petuah dengan amanah
Berisikan jalan mengenal Allah
Berisikan ilmu memahami akidah

Di situ disingkap benar dan salahnya
Di situ dicurai halal dan haramnya
Di situ dibentang manfaat mudaratnya
Di situ didedahkan baik buruknya
Di situ ilmu sama disimbah
Di situ tempat mencari tuah
Di situ tempat menegakkan maruah

Contoh pantun:
Adat orang berjalan malam
Membawa suluh jadi pedoman
Adat orang beragama Islam
Lidah senonoh hati beriman

Orang berkain menutup aurat
Sesuai dengan Quran dan hadis
Orang Muslim hidup beradat
Perangai sopan muka pun manis

Di bulan ramadhan orang puasa
Menahan selera mengekang nafsu
Orang beriman hidup sentosa
Kepada Allah tempat bertumpu

Elok kaki dapat melangkah
Elok tangan dapat memegang
Elok hati mengingat Allah
Elok iman tiada bergoyang

Kalau berlabuh pada yang tenang
Bila berhenti pada yang teduh
Kalau kukuh mengerjakan sembahyang
Di dunia terpuji di akhirat senonoh

Ada disebut “pantun tunjuk ajar”
Di dalamnya terhimpun tunjuk dan ajar
Ada syarak tempat bersandar
Ada adat tempat berkisar
Ada lembaga tempat manakar
Ada amanah menjauhi mungkar
Ada petuah membuang makar
Ada nasihat menghilangkan ingkar
Ada petunjuk ke jalan benar
Ada amanat memelihara sama sabar
Ada ibarat untuk didengar
Ada teladan untuk iktibar

Contoh pantun:
Mengapa sibuk orang di Pekan
Orang membeli sambal ketupat
Buah yang mabuk usah dimakan
Batang berduri jangan dipanjat

Apabila kaki bertumbuk langkah
Surut kembali ke pangkal jalan
Apabila hati kemaruk serakah
Duduk berdiri ditinggalkan kawan

Apabila pelita tidak bersumbu
Mana kan dapat dibuat suluh
Apabila kepala tidak berilmu
Mana kan dapat hidup senonoh

Mengapa banyak lalang tumbuh
Kerana tidak berladang padi
Mengapa banyak orang bergaduh
Kerana tidak mengenang budi

Kalau hendak memilih kain
Pilihlah kain bertapak catur
Kalau hendak memilih pemimpin
Pilihlah pemimpin berakhlak jujur

- peranan dan fungsi pantun

Begitu luasnya peranandan fungsi pantun bagi masyarakat melayu diungkkan oleh tenas effendi dalam bukunya tunjuk ajar melayu sebagai berikut
Apa guna orang bertenun
Untuk membuat pakaian adat
Apa guna orang berpantun
Untuk mengingat petuah amanat

Apa guna orang bertenun
Untuk membuat kain dan baju
Apa guna orang berpantun
Untuk mengangkat tuah Melayu

Apa guna orang bertenun
Untuk membuat pakaian budak
Apa guna orang berpantun
Untuk mengajar hukum dan syarak

Apa guna orang bertenun
Untuk membuat kain cindai
Apa guna orang berpantun
Untuk membaiki laku perangai

Apa guna orang bertenun
Untuk membuat pakaian nikah
Apa guna orang berpantun
Untuk menyampaikan petuah amanah

Apa guna orang bertenun
Untuk membuat kain pelekat
Apa guna orang berpantun
Untuk mengkaji adat istiadat

Apa guna orang bertenun
Untuk membuat kain selerang
Apa guna orang berpantun
Untuk mengisi mana yang kurang

Apa guna orang bertenun
Untuk membuat kain dan baju
Apa guna orang berpantun
Untuk menimba berbagai ilmu

Kalau orang melabuh pukat
Carilah pancang kayu berdaun
Kalau kurang mengetahui adat
Carilah orang tahu berpantun
Kalau kayu hendak ditarah
Keratlah cabang dengan daunnya
Kalau ilmu hendak bertambah
Dekati orang dengan pantunnya

Apalah guna daun kayu
Untuk tempat orang berteduh
Apalah guna pantun Melayu
Untuk tempat mencari suluh

- pantun di masa kini
Pantun hari ini memang sudah menjadi kajian ilmu yang dipelajari hingga ke universitas. Menunjukkan rada optimis kita terhadsp perkembangan pantun hari ini, begitupun juga terhafap variasi psntun itu sendiri. Dikalangan genesari muda pantun dua kerayt ala jarjit upin ipin semakin populer,paling tidak untuk menanamkan rasa cinta akan sastralisan kita. Katakanlah seperti pantin
Buah nangka dibuat skuteng
Gak nyangka gua ganteng

Motor tank dari kayu
I love you

4 x 4 enambelas
Sempat gk sempat harap dibalas

Atau ada yg lebih teruk lagi persajakannya

Anak rusa masuk kejurang
Maaattiiii...

- penutup
Pantun memang tak pernah habis berhenti untuk dibahas sepanjang sejarah peradaban manusia, karena ia merupakan sastra lisan yg mewarnai serta sebadi dalam kehidpan masyarakat, tinggal bagaimana kita bisa mewariskan pantun ini kepada generasi mendatang. Walau memang kita akui jiwa dan semangat generasi kita terhadap pantun masih terasa kuat, tetapi adalah kenyataan bahwa pantun uang sesuai dengan kaedah fungsi dan peraan diatas telah mulai asing bagi generasi kita, terutama yg berkaitan dengan adat istiadat.

Berikut ini beberapa kumpulan pantun yang dapat kita jadikan rujukan
Angin teluk menyisir pantai   
Hanyut rumpai di bawah titi
Biarlah buruk kain dipakai    
Asal pandai mengambil hati

Pergi mendaki Gunung Daik
Hendak menjerat kancil dan rusa
Bergotong-royong amalan yang baik
Elok diamalkan setiap masa

Air melurut ke tepian mandi 
Kembang berseri bunga senduduk
Elok diturut resi padi         
Semakin berisi semakin tunduk

Daun sirih ulam Cik Da        
Makan sekapur lalu mati
Walaupun banyak ilmu di dada
Biar merunduk resi padi

Buah pelaga makan dikikir    
Dibawa orang dari hulu    
Sebarang kerja hendak difikir
Supaya jangan mendapat malu   

Kemumu di tengah pekan    
Dihembus angin jatuh ke bawah
Ilmu yang tidak diamalkan   
Bagai pohon tidak berbuah

Tumbuh melata si pokok tebu
Pergi pasar membeli daging
Banyak harta tak ada ilmu    
Bagai rumah tidak berdinding

Tulis surat di dalam gelap    
Ayatnya banyak yang tidak kena
Jagalah diri jangan tersilap    
Jikalau silap awak yang bencana

 Hendak belayar ke Teluk Betong  
 Sambil mencuba labuhkan pukat
Bulat air kerana pembetung    
 Bulat manusia kerana muafakat    

 Pakai baju warna biru            
 Pergi ke sekolah pukul satu
Murid sentiasa hormatkan guru
 Kerana guru pembekal ilmu

Lagu bernama serampang laut 
Ditiup angin dari Selatan     
Layar dikembang kemudi dipaut   
Kalau tak laju binasa badan

Padi segemal kepuk di hulu    
Sirih di hilir merekap junjungan
Kepalang duduk menuntut ilmu
Pasir sebutir jadikan intan.

Budak-budak berkejar-kejar    
Rasa gembira bermain di sana 
Kalau kita rajin belajar             
Tentu kita akan berjaya     

Jangan pergi mandi di lombong    
Emak dan kakak sedang mencuci 
Jangan suka bercakap bohong 
Semua kawan akan membenci 

Buah cempedak bentuknya bujur 
Sangat disukai oleh semua
Jika kita bersikap jujur                 
Hidup kita dipandang mulia

Jikalau tuan mengangkat peti    
Tolong masukkan segala barang
Jikalau anak-anak bersatu hati  
Kerja yang susah menjadi senang

Asam kandis mari dihiris             
Manis sekali rasa isinya     
Dilihat manis dipandang manis 
Lebih manis hati budinya   

Kayu bakar dibuat arang        
Arang dibakar memanaskan diri
Jangan mudah menyalahkan orang
Cermin muka lihat sendiri    

Selasih tumbuh di tepi telaga    
Selasih dimakan si anak kuda
Kasih ibu membaa ke syurga    
Kasih saudara masa berada

Masuk hutan pakai sepatu          
Takut kena gigitan pacat    
Kalau kita selalu bersatu            
Apa kerja mudah dibuat    

Bandar baru Seberang Perai       
Gunung Daik bercabang tiga 
Hancur badan tulang berkecai     
Budi yang baik dikenang juga 

Encik Dollah pergi ka Jambi             
Pergi pagi kembali petang 
Kalau Tuhan hendak membagi     
Pintu berkancing rezeki datang

Orang haji dari Jeddah                
Buah kurma berlambak-lambak
Pekerjaan guru bukanlah mudah    
Bagai kerja menolak ombak

Pinang muda dibelah dua            
Anak burung mati diranggah
Dari muda sampai ke tua            
Ajaran baik jangan diubah    

 Terang bulan di malam sepi        
 Cahya memancar kepangkal kelapa
 Hidup di dunia buatlah bakti        
Kepada ibu dan juga bapa     

Kapal kecil jangan dibelok        
Kalau dibelok patah tiangnya
Budak kecil jangan di peluk        
Kalau dipeluk patah tulangnya    

Asal kapas menjadi benang    
Dari benang dibuat kain    
Barang yang lepas jangan dikenang      
Sudah menjadi hak orang lain 

Tengahari pergi mengail        
Dapat seekor ikan tenggiri
Jangan amalkan sikap bakhil    
Akan merosak diri sendiri    

Kapal Anjiman disangka hantu
Nampak dari Kuala Acheh
Rosak iman kerana nafsu        
Rosak hati kerana kasih   

Tingkap papan kayu bersegi         
Sampan sakat di Pulau Angsa 
Indah tampan kerana budi     
Tinggi darjat kerana bahasa

Anak Siti anak yang manja    
Suka berjalan di atas titi 
Orang yang malas hendak bekerja
Pasti  menyesal satu hari nanti

Bintang tujuh sinar berseri    
Bulan purnama datang menerpa
Ajaran guru hendak ditaati    
Mana yang dapat jangan dilupa

Parang tajam tidak berhulu   
Buat menetak si pokok Ru
Bila belajar tekun selalu        
Jangan ingkar nasihat guru

Hari malam gelap-gelita            
Pasang lilin jalan ke taman
 Sopan santun budaya kita       
 Jadi kebanggaan zaman berzaman

Pergi berburu sampai ke sempadan
Dapat Kancil badan berjalur
Biar carik baju di badan            
Asalkan hati bersih dan jujur

Pulau Pandan jauh ke tengah    
Gunung Daik bercabang tiga
Hancur badan dikandung tanah
Budi yang baik di kenang juga

Ramai orang membeli jamu            
Di bawah pokok cuaca redup
Bersungguh-sungguh mencari ilmu
Ilmu dicari penyuluh hidup    

 Apa guna berkain batik             
 Kalau tidak dengan sucinya? 
Apa guna beristeri cantik         
Kalau tidak dengan budinya    

Berakit-rakit ke hulu               
Berenang-renang ke tepian    
Bersakit-sakit dahulu                
Bersenang-senang kemudian 

Buah cempedak diluar pagar        
Ambil galah tolong jolokkan
Saya budak baru belajar            
Kalau salah tolong tunjukkan   

Pisang emas dibawa belayar    
Masak sebiji di atas peti
Hutang emas boleh dibayar        
Hutang budi dibawa mati

Dalam semak ada duri            
Ayam kuning buat sarang
Orang tamak selalu rugi            
Macam anjing dengan bayang

 Baik-baik mengirai padi            
 Takut mercik ke muka orang
 Biar pandai menjaga diri            
 Takut nanti diejek orang    

Ke hulu membuat pagar         
Jangan terpotong batang durian 
Cari guru tempat belajar         
Supaya jangan sesal kemudian

Mari kita tanam halia            
Ambil sedikit buat juadah
Usia muda jangan disia        
Nanti tua sesal tak sudah

Padi muda jangan dilurut     
Kalau dilurut pecah batang 
Hati muda jangan diturut     
Kalau diturut salah datang

Cuaca gelap semakin redup    
Masakan boleh kembali terang
Budi bahasa amalan hidup    
Barulah kekal dihormati orang 

Orang Daik memacu kuda     
Kuda dipacu deras sekali 
Buat baik berpada-pada         
Buat jahat jangan sekali 

Dayung perahu tuju haluan 
Membawa rokok bersama rempah 
Kalau ilmu tidak diamalkan 
Ibarat pokok tidak berbuah

Kalau kita menebang jati    
Biar serpih tumbangnya jangan
Kalau kita mencari ganti    
Biar lebih kurang jangan

Pinang muda dibelah dua    
Anak burung mati diranggah
Dari muda sampai ke tua    
Ajaran baik jangan diubah    

Pantai Mersing kuala Johor    
Pantainya bersih sangat mashyur
Pohonkan doa kita bersyukur
Negara kita aman dan makmur

Orang tua patut disegani        
Boleh mendapat ajar nasihat
Ular yang bisa tidak begini    
Bisa lagi lidah yang jahat

Ramai orang menggali perigi
Ambil buluh lalu diikat    
Ilmu dicari tak akan rugi    
Buat bekalan dunia akhirat

Tuan Haji memakai jubah    
Singgah sembahyang di tepi lorong
Kalau sudah kehendak Allah
Rezeki segenggam jadi sekarung

Patah gading serpih tanduk
Mari diletak di atas papan
Jika tahu ganja itu mabuk
Buat apakah ia dimakan

Anak rusa masuk ke taman
Puas sudah orang memburu
Kalau muda jadikan teman
Kalau tua jadikan guru

Berakit ke hulu dengan bergalah   
Buluh pecah terbelah dua
Orang tua jangan dilangkah       
Kelak biadap dituduhnya pula

    Rusa betina berbelang kaki    
    Mati terkena jerat sembat
    Orang yang muda kita sanjungi       
    Orang yang tua kita hormat

Sorong papan tarik papan
Buah keranji dalam perahu
Suruh makan awak makan
Suruh mengaji awak tak mahu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar