Pantun, sastra lisan masyarakat melayu
Oleh aslim rafina
Pimpinan sanggar payung bertuah
- sekapur sirih sekacip pinang
Melayu sebagai sebuah rumpun masyarakat, kaya dengan adat dan budaya yang menunjukkan keluhuran dan perdaban melayu itu sendiri. Pantun adalah merupakan salah satu seni sastra lisan masyarakt melayu yang kerap mengiringi berbagai asfek kehidupan bermasyarakat. Bagi masyarakt melayu pantun bukan sekedar kesenian adat dan budaya tetapi lebih dari itu pantun merupakan media dalam menyampaikan segala sesuatu baik yang memyangkut ide, gagasan, informasi, nasehat atau bahkan dalam memberikan sindiran sehingga kalimat yg disampaikan tetap tersa santun bagi pendengarnya.
Sebagai praktisi pantun, menjadi kewajiban bagi kami untuk tetap menjaga kelestariannya ditengah maraknya kemajuan budaya global yang secara langsung atsu tidak telah menggeser budaya dan kearifan lokal kita.
Tentunya dengan segala kekurangan kami menyadari bahwa tulisan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, tapi kami yakin petunjuk dan saran dari berbagai pihak para pemerhati budaya tentu sangat kami tunggu untuk bersama menjaga pusaka adat menjunjung budaya.
- pengertian pantun
pantun secara bahasa berasal dari kata penuntun yang berarti petunjuk dalam mangambil langkah yang akan diikuti.
Dalam ungkapan disebutkan bahwasanya
Di dalam pantun ada penuntun:
Menuntun kepada yang berfaedah
Menuntun kepada yang semenggah
Menuntun dengan syarak dan sunah
Menuntun dengan amanah petuah
Di dalam pantun ada petunjuk:
Petunjuk kepada yang elok
Supaya badan tidak terpuruk
Petunjuk kepada yang baik
Supaya badan tidak terindik
Petunjuk kepada yang lurus
Supaya badan tiada terjerumus
Petunjuk kepada yang berfaedah
Supaya aib tidak terdedah
Petunjuk kepada yang bermanfaat
Supaya hidup tidak tersesat
Di dalam pantun ada pengajar:
Pengajar kepada yang benar
Supaya hidup tiada tercemar
Pengajar kepada yang betul
Supaya selamat dalam bergaul
- beragam jenis pantun
Sebagimana telah diungkap diatas bahwa pantun telah sebadi dengan masyarakat melayu sehingga kerap mewarnai segenap kehidupan masyarakat malayu, sehingga pantun itu sendiri dapat digolongkan kepada beberapa bagian sesuai dengan penggunaannya.
Ada pantun “bersenda gurau”
Membuang gelabah menjauhkan risau
Siapa menyemak takkan meracau
Siapa memahami takkan mengacau
Contoh Pantun:
Pisau belati bertali pandak
Dititik-titik matanya hancur
Risaulah hati berbini pekak
Awak berbisik dia tertidur
Sesaplah ladang berilah tanda
Semaknya dapat dibuat suluh
Sedaplah orang berbinikan janda
Anaknya dapat disuruh-suruh
Kalahlah beruk bermain gasing
Kepala bengkak ditampar tupai
Sudahlah duduk kain tersingsing
Di bawa tegak seluar terburai
Sejak Belatuk pergi kahwin
Siang malam Bayan meradang
Sejak beruk jadi pemimpin
Halal haram dimakan orang
Singapura dilanggar todak
Todak melanggar sehari bulan
Orang tua-tua gilakan budak
Bagaikan beruk kena belacan
Besarlah rumah orang di teluk
Dilihat indah tempat bermain
Besarlah tuah si orang gemuk
Pangkat rendah disangka pemimpin
Leguh legah orang tadarus
Orang tadarus pahalanya besar
Sungguh bertuah si orang kurus
Orang kurus seleranya besar
Besar puntung gesek bergesek
Nyalanya belum sampai sejengkal
Besarlah untung berhidung pesek
Kalau mencium sampai kepangkal
Ada pantun “sindir menyindir”
Mengajak orang untuk berfikir
Supaya orang tidak pandir
Supaya hidup tak kena cibir
Contoh pantun:
Sejak pepuyu jadi almarhum
Banyaklah udang pergi menjenguk
Sejak penghulu jadi peminum
Banyaklah orang jadi pemabuk
Kerana tugal disangka antan
Banyaklah orang tidak ke ladang
Kerana bilal lupakan azan
Banyaklah orang tidak sembahyang
Sejak sepat mecari pepuyu
Banyak buaya naik ke pantai
Sejak mendapat bini baru
Banyaklah kerja tidak selesai
Berpucuk sudah berkuntum sudah
Tinggal berbuah saja yang belum
Berpeluk sudah bercium sudah
Tinggal menikah saja yang belum
Ada pantun “berkasih sayang”
Ajuk mengajuk dara dan bujang
Berbalas pantun mata bertentang
Di situ disukat lebih dan kurang
Di situ diukur pendek dan panjang
Di situ dikaji untung dan malang
Di situ ditengok muka belakang
Di situ melekat hukum dan undang
Di situ adat sama dipegang
Contoh pantun:
Naik turun orang ke balai
Bulan balik malam dan petang
Adik sepantun kembang setangkai
Hendak dipetik haram dipegang
Naik turun orang ke rumah
Bulak balik mengejar lalat
Adik sepantun kembang merekah
Hendak dipetik melanggar adat
Dzulkaidah bulan yang baik
Banyaklah orang berhelat jamu
Lemahlah badan mengenang adik
Hendak meminang adat tak tahu
Hendak memepah hari lah petang
Hendak berjalan malam lah larut
Hendak berpisah hati tak tenang
Hendak sepergian belumlah patut
Naik turun menjala ikan
Memasang jala di siang hari
Adik sepantun cahaya bulan
Hilang kemana kan abang cari
Petang jumaat bawa mengaji
Sudah waktunya bawa sembahyang
Abang tak ingat kepada janji
Sesudah layu hamba dibuang
Adat disebut “pantun adat”
Pantun berisi pepatah adat
Pantun mengandung petuah nasihat
Pantun dipakai dalam helat
Pantun dikaji dalam musyawarah
Pantun dicurai mencari mufakat
Pantun dibilang mencapai sepakat
Isinya luas tiada terhad
Di situ undang sama disukat
Di situ hukum sama diangkat
Di situ pusaka sama diingat
Di situ soko sama di tingkat
Di situ umat menunjukkan adat
Contoh Pantun:
Adat kayu berdiri tegak
Tegak tinggi besar bertambah
Adat Melayu bersendi syarak
Syarak bersendi Kitabullah
Pahat mana yang kita pegang
Pahat besi bergagang kayu
Adat mana yang kita pegang
Adat jati orang melayu
Urat mana yang kita cencang
Urat kayu di tengah laman
Adat mana yang kita pegang
Adat Melayu zaman berzaman
Kuat kayu bercabang besar
Pucuknya tinggi akar melilit
Adat Melayu dibentang lebar
Menutupi bumi dengan langit
Pucuknya tinggi akar melilit
Dahan menjulai berpucuk lagi
Menutup bumi dengan langit
Dalamnya sampai ke perut bumi
Ada disebut ‘pantun dakwah‘
Berisikan syarak beserta sunah
Berisikan petuah dengan amanah
Berisikan jalan mengenal Allah
Berisikan ilmu memahami akidah
Di situ disingkap benar dan salahnya
Di situ dicurai halal dan haramnya
Di situ dibentang manfaat mudaratnya
Di situ didedahkan baik buruknya
Di situ ilmu sama disimbah
Di situ tempat mencari tuah
Di situ tempat menegakkan maruah
Contoh pantun:
Adat orang berjalan malam
Membawa suluh jadi pedoman
Adat orang beragama Islam
Lidah senonoh hati beriman
Orang berkain menutup aurat
Sesuai dengan Quran dan hadis
Orang Muslim hidup beradat
Perangai sopan muka pun manis
Di bulan ramadhan orang puasa
Menahan selera mengekang nafsu
Orang beriman hidup sentosa
Kepada Allah tempat bertumpu
Elok kaki dapat melangkah
Elok tangan dapat memegang
Elok hati mengingat Allah
Elok iman tiada bergoyang
Kalau berlabuh pada yang tenang
Bila berhenti pada yang teduh
Kalau kukuh mengerjakan sembahyang
Di dunia terpuji di akhirat senonoh
Ada disebut “pantun tunjuk ajar”
Di dalamnya terhimpun tunjuk dan ajar
Ada syarak tempat bersandar
Ada adat tempat berkisar
Ada lembaga tempat manakar
Ada amanah menjauhi mungkar
Ada petuah membuang makar
Ada nasihat menghilangkan ingkar
Ada petunjuk ke jalan benar
Ada amanat memelihara sama sabar
Ada ibarat untuk didengar
Ada teladan untuk iktibar
Contoh pantun:
Mengapa sibuk orang di Pekan
Orang membeli sambal ketupat
Buah yang mabuk usah dimakan
Batang berduri jangan dipanjat
Apabila kaki bertumbuk langkah
Surut kembali ke pangkal jalan
Apabila hati kemaruk serakah
Duduk berdiri ditinggalkan kawan
Apabila pelita tidak bersumbu
Mana kan dapat dibuat suluh
Apabila kepala tidak berilmu
Mana kan dapat hidup senonoh
Mengapa banyak lalang tumbuh
Kerana tidak berladang padi
Mengapa banyak orang bergaduh
Kerana tidak mengenang budi
Kalau hendak memilih kain
Pilihlah kain bertapak catur
Kalau hendak memilih pemimpin
Pilihlah pemimpin berakhlak jujur
- peranan dan fungsi pantun
Begitu luasnya peranandan fungsi pantun bagi masyarakat melayu diungkkan oleh tenas effendi dalam bukunya tunjuk ajar melayu sebagai berikut
Apa guna orang bertenun
Untuk membuat pakaian adat
Apa guna orang berpantun
Untuk mengingat petuah amanat
Apa guna orang bertenun
Untuk membuat kain dan baju
Apa guna orang berpantun
Untuk mengangkat tuah Melayu
Apa guna orang bertenun
Untuk membuat pakaian budak
Apa guna orang berpantun
Untuk mengajar hukum dan syarak
Apa guna orang bertenun
Untuk membuat kain cindai
Apa guna orang berpantun
Untuk membaiki laku perangai
Apa guna orang bertenun
Untuk membuat pakaian nikah
Apa guna orang berpantun
Untuk menyampaikan petuah amanah
Apa guna orang bertenun
Untuk membuat kain pelekat
Apa guna orang berpantun
Untuk mengkaji adat istiadat
Apa guna orang bertenun
Untuk membuat kain selerang
Apa guna orang berpantun
Untuk mengisi mana yang kurang
Apa guna orang bertenun
Untuk membuat kain dan baju
Apa guna orang berpantun
Untuk menimba berbagai ilmu
Kalau orang melabuh pukat
Carilah pancang kayu berdaun
Kalau kurang mengetahui adat
Carilah orang tahu berpantun
Kalau kayu hendak ditarah
Keratlah cabang dengan daunnya
Kalau ilmu hendak bertambah
Dekati orang dengan pantunnya
Apalah guna daun kayu
Untuk tempat orang berteduh
Apalah guna pantun Melayu
Untuk tempat mencari suluh
- pantun di masa kini
Pantun hari ini memang sudah menjadi kajian ilmu yang dipelajari hingga ke universitas. Menunjukkan rada optimis kita terhadsp perkembangan pantun hari ini, begitupun juga terhafap variasi psntun itu sendiri. Dikalangan genesari muda pantun dua kerayt ala jarjit upin ipin semakin populer,paling tidak untuk menanamkan rasa cinta akan sastralisan kita. Katakanlah seperti pantin
Buah nangka dibuat skuteng
Gak nyangka gua ganteng
Motor tank dari kayu
I love you
4 x 4 enambelas
Sempat gk sempat harap dibalas
Atau ada yg lebih teruk lagi persajakannya
Anak rusa masuk kejurang
Maaattiiii...
- penutup
Pantun memang tak pernah habis berhenti untuk dibahas sepanjang sejarah peradaban manusia, karena ia merupakan sastra lisan yg mewarnai serta sebadi dalam kehidpan masyarakat, tinggal bagaimana kita bisa mewariskan pantun ini kepada generasi mendatang. Walau memang kita akui jiwa dan semangat generasi kita terhadap pantun masih terasa kuat, tetapi adalah kenyataan bahwa pantun uang sesuai dengan kaedah fungsi dan peraan diatas telah mulai asing bagi generasi kita, terutama yg berkaitan dengan adat istiadat.
Berikut ini beberapa kumpulan pantun yang dapat kita jadikan rujukan
Angin teluk menyisir pantai
Hanyut rumpai di bawah titi
Biarlah buruk kain dipakai
Asal pandai mengambil hati
Pergi mendaki Gunung Daik
Hendak menjerat kancil dan rusa
Bergotong-royong amalan yang baik
Elok diamalkan setiap masa
Air melurut ke tepian mandi
Kembang berseri bunga senduduk
Elok diturut resi padi
Semakin berisi semakin tunduk
Daun sirih ulam Cik Da
Makan sekapur lalu mati
Walaupun banyak ilmu di dada
Biar merunduk resi padi
Buah pelaga makan dikikir
Dibawa orang dari hulu
Sebarang kerja hendak difikir
Supaya jangan mendapat malu
Kemumu di tengah pekan
Dihembus angin jatuh ke bawah
Ilmu yang tidak diamalkan
Bagai pohon tidak berbuah
Tumbuh melata si pokok tebu
Pergi pasar membeli daging
Banyak harta tak ada ilmu
Bagai rumah tidak berdinding
Tulis surat di dalam gelap
Ayatnya banyak yang tidak kena
Jagalah diri jangan tersilap
Jikalau silap awak yang bencana
Hendak belayar ke Teluk Betong
Sambil mencuba labuhkan pukat
Bulat air kerana pembetung
Bulat manusia kerana muafakat
Pakai baju warna biru
Pergi ke sekolah pukul satu
Murid sentiasa hormatkan guru
Kerana guru pembekal ilmu
Lagu bernama serampang laut
Ditiup angin dari Selatan
Layar dikembang kemudi dipaut
Kalau tak laju binasa badan
Padi segemal kepuk di hulu
Sirih di hilir merekap junjungan
Kepalang duduk menuntut ilmu
Pasir sebutir jadikan intan.
Budak-budak berkejar-kejar
Rasa gembira bermain di sana
Kalau kita rajin belajar
Tentu kita akan berjaya
Jangan pergi mandi di lombong
Emak dan kakak sedang mencuci
Jangan suka bercakap bohong
Semua kawan akan membenci
Buah cempedak bentuknya bujur
Sangat disukai oleh semua
Jika kita bersikap jujur
Hidup kita dipandang mulia
Jikalau tuan mengangkat peti
Tolong masukkan segala barang
Jikalau anak-anak bersatu hati
Kerja yang susah menjadi senang
Asam kandis mari dihiris
Manis sekali rasa isinya
Dilihat manis dipandang manis
Lebih manis hati budinya
Kayu bakar dibuat arang
Arang dibakar memanaskan diri
Jangan mudah menyalahkan orang
Cermin muka lihat sendiri
Selasih tumbuh di tepi telaga
Selasih dimakan si anak kuda
Kasih ibu membaa ke syurga
Kasih saudara masa berada
Masuk hutan pakai sepatu
Takut kena gigitan pacat
Kalau kita selalu bersatu
Apa kerja mudah dibuat
Bandar baru Seberang Perai
Gunung Daik bercabang tiga
Hancur badan tulang berkecai
Budi yang baik dikenang juga
Encik Dollah pergi ka Jambi
Pergi pagi kembali petang
Kalau Tuhan hendak membagi
Pintu berkancing rezeki datang
Orang haji dari Jeddah
Buah kurma berlambak-lambak
Pekerjaan guru bukanlah mudah
Bagai kerja menolak ombak
Pinang muda dibelah dua
Anak burung mati diranggah
Dari muda sampai ke tua
Ajaran baik jangan diubah
Terang bulan di malam sepi
Cahya memancar kepangkal kelapa
Hidup di dunia buatlah bakti
Kepada ibu dan juga bapa
Kapal kecil jangan dibelok
Kalau dibelok patah tiangnya
Budak kecil jangan di peluk
Kalau dipeluk patah tulangnya
Asal kapas menjadi benang
Dari benang dibuat kain
Barang yang lepas jangan dikenang
Sudah menjadi hak orang lain
Tengahari pergi mengail
Dapat seekor ikan tenggiri
Jangan amalkan sikap bakhil
Akan merosak diri sendiri
Kapal Anjiman disangka hantu
Nampak dari Kuala Acheh
Rosak iman kerana nafsu
Rosak hati kerana kasih
Tingkap papan kayu bersegi
Sampan sakat di Pulau Angsa
Indah tampan kerana budi
Tinggi darjat kerana bahasa
Anak Siti anak yang manja
Suka berjalan di atas titi
Orang yang malas hendak bekerja
Pasti menyesal satu hari nanti
Bintang tujuh sinar berseri
Bulan purnama datang menerpa
Ajaran guru hendak ditaati
Mana yang dapat jangan dilupa
Parang tajam tidak berhulu
Buat menetak si pokok Ru
Bila belajar tekun selalu
Jangan ingkar nasihat guru
Hari malam gelap-gelita
Pasang lilin jalan ke taman
Sopan santun budaya kita
Jadi kebanggaan zaman berzaman
Pergi berburu sampai ke sempadan
Dapat Kancil badan berjalur
Biar carik baju di badan
Asalkan hati bersih dan jujur
Pulau Pandan jauh ke tengah
Gunung Daik bercabang tiga
Hancur badan dikandung tanah
Budi yang baik di kenang juga
Ramai orang membeli jamu
Di bawah pokok cuaca redup
Bersungguh-sungguh mencari ilmu
Ilmu dicari penyuluh hidup
Apa guna berkain batik
Kalau tidak dengan sucinya?
Apa guna beristeri cantik
Kalau tidak dengan budinya
Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian
Buah cempedak diluar pagar
Ambil galah tolong jolokkan
Saya budak baru belajar
Kalau salah tolong tunjukkan
Pisang emas dibawa belayar
Masak sebiji di atas peti
Hutang emas boleh dibayar
Hutang budi dibawa mati
Dalam semak ada duri
Ayam kuning buat sarang
Orang tamak selalu rugi
Macam anjing dengan bayang
Baik-baik mengirai padi
Takut mercik ke muka orang
Biar pandai menjaga diri
Takut nanti diejek orang
Ke hulu membuat pagar
Jangan terpotong batang durian
Cari guru tempat belajar
Supaya jangan sesal kemudian
Mari kita tanam halia
Ambil sedikit buat juadah
Usia muda jangan disia
Nanti tua sesal tak sudah
Padi muda jangan dilurut
Kalau dilurut pecah batang
Hati muda jangan diturut
Kalau diturut salah datang
Cuaca gelap semakin redup
Masakan boleh kembali terang
Budi bahasa amalan hidup
Barulah kekal dihormati orang
Orang Daik memacu kuda
Kuda dipacu deras sekali
Buat baik berpada-pada
Buat jahat jangan sekali
Dayung perahu tuju haluan
Membawa rokok bersama rempah
Kalau ilmu tidak diamalkan
Ibarat pokok tidak berbuah
Kalau kita menebang jati
Biar serpih tumbangnya jangan
Kalau kita mencari ganti
Biar lebih kurang jangan
Pinang muda dibelah dua
Anak burung mati diranggah
Dari muda sampai ke tua
Ajaran baik jangan diubah
Pantai Mersing kuala Johor
Pantainya bersih sangat mashyur
Pohonkan doa kita bersyukur
Negara kita aman dan makmur
Orang tua patut disegani
Boleh mendapat ajar nasihat
Ular yang bisa tidak begini
Bisa lagi lidah yang jahat
Ramai orang menggali perigi
Ambil buluh lalu diikat
Ilmu dicari tak akan rugi
Buat bekalan dunia akhirat
Tuan Haji memakai jubah
Singgah sembahyang di tepi lorong
Kalau sudah kehendak Allah
Rezeki segenggam jadi sekarung
Patah gading serpih tanduk
Mari diletak di atas papan
Jika tahu ganja itu mabuk
Buat apakah ia dimakan
Anak rusa masuk ke taman
Puas sudah orang memburu
Kalau muda jadikan teman
Kalau tua jadikan guru
Berakit ke hulu dengan bergalah
Buluh pecah terbelah dua
Orang tua jangan dilangkah
Kelak biadap dituduhnya pula
Rusa betina berbelang kaki
Mati terkena jerat sembat
Orang yang muda kita sanjungi
Orang yang tua kita hormat
Sorong papan tarik papan
Buah keranji dalam perahu
Suruh makan awak makan
Suruh mengaji awak tak mahu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar